Thursday 17 November 2011

Service Excellence (Sheraton Hotel)

Blog hari ini berbeda dari posting-posting sebelumnya, karena hari ini kelas service marketing berpindah tempat ke Sheraton Hotel Surabaya. Para mahasiswa langsung berkumpul di Sheraton pukul dua siang, ditemani oleh Ibu Nini dan Pak Alex. Satu jam pertama, kami diajak untuk berkeliling hotel, melihat fasilitas-fasilitas yang ada serta jenis-jenis kamar di Hotel Sheraton. Setelah itu, kami diajak untuk menikmati makanan kecil (this is my favorite part).  Lalu, kami diajak untuk mendengarkan presentasi tentang Sheraton hotel, yang menurut saya sangat bermanfaat.
Sheraton Hotel Surabaya merupakan salah satu properti milik Starwood hotels and resorts. Starwood sendiri terdiri dari 9 brand, yaitu Westin, Sheraton, The Luxury Collection, Le Meridien, W hotels, St. Regis, Aloft, Four Points, and Element. Total kamar di Sheraton Surabaya adalah 348 kamar dengan 8 tipe kamar. Kamar yang paling mahal adalah presidential suite yang terdiri dari 5 kamar, terdapat buttler 24 hours, dengan harga 17juta/night. Hal menarik yang saya lihat dari Sheraton adalah mereka menghargai para staff nya. Setiap bulan di Sheraton Surabaya akan diadakan sebuah acara dimana para pemegang posisi atas GM, direktur, and manager akan melayani para staff" bawahan dalam acara catering gathering. Staff yang berprestasi akan mendapatkan pengharagaan dan apresiasi dari Sheraton, sehingga karyawan akan bekerja dengan lebih baik karena merasa kinerjanya dihargai.

Pembicara menjelaskan tentang OpEx (mengelola jaminan kualitas pelayanan secara keseluruhan), yang mempunyai brand standard classificastion dengan 6 kategori: welfare and security, product and services, brand identity, service culture and delivery, conditions, and cleanliness.
OpEx framework untuk service profit chain adalah dimulai dari excellence associate --> operational excellence --> highly satisfied customer --> long-term profitability. Sedangakn untuk mencapai GSI (guest satisfaction index) maka harus dimulai dari six sigma yang mengacu pada: brand assurance, safety and security, food safety and hygiene, and environmental sustainable program.

Sheraton memiliki tagline yang sangat bagus dan membangun semangat para staff nya, yaitu life is better when shared. Sheraton juga memiliki core values, antara lain warm, connected, and community. Sheraton menerapkan design direction yang luxury (menggunakan sweet sleeper: kenyamanan yang hanya dapat ditemukan di Sheraton's mattress), key brand differentiators (opportunity to share), dan market / location (global gateaway dengan lokasi yang strategis dan sesuai. Sheraton (mungkin bisa dibilang Starwood Group juga) mengakui bahwa saingan utama mereka saat ini adalah Marriott Group, terutama untuk Sheraton Surabaya yang letaknya besebelahan dengan J.W. Marriott.
Setelah presentasi, pembicara memberikan beberapa pertanyaan. Lucky me saya menjawab pertanyaan pertama dengan benar dan tidak disangka-sangka mendapatkan boneka beruang lucu bertuliskan Sheraton Hotel Surabaya. That's all for today. Posting ini adalah  postingan terakhir di semester 5. Semoga saya mendapatkan nilai yang baik dari Pak Sandy :D CU!

Thursday 10 November 2011

Marketing Mix

Blog kali ini menjelaskan tentang studi kasus Massachusetts Audubon Society (MAS) dan the Marketing Mix. MAS yang merupakan organisasi lingkungan non-profit yang menjalankan sekitar 40 suaka alam. Kasus kali ini berlatar belakang MAS ingin meningkatkan loyalitas dan keikutsertaan anggotanya agar lebih aktif dan terlibat dalam upaya perlindungan.
Masalah muncul ketika hasil dana umum beroperasi dari 1999 sampai 2001 mengalami penurunan, terutama dalam iuran keanggotaan, program pendapatan, dan non-salary Program (program sukarelawan atau dari luar sumber). Tiga aspek tersebut berujung pada penurunan penerimaan dan menjadi perhatian dari MAS.
Tindakan yang perlu dilakukan oleh MAS untuk mencapai tujuannya adalah dengan memperkuat peran dan posisi MAS sebagai pemimpin dalam konservasi lingkungan di  Massachusetts, sehingga membedakannya dari organisasi lingkungan lainnya. Selain itu, MAS perlu melakukan transparansi terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga para anggota mengetahui kondisi perusahaan. MAS juga harus memberikan informasi yang jelas tentang apa saja yang mereka dapatkan sebagai member.

Setelah berdiskusi tentang MAS, Pak Sandy menjelaskan tentang marketing mix. Marketing mix terdiri dari beberapa aspek. Beberapa yang saya ingat adalah price, product, promotion, place, dan people. 4 P yang pertama sudah saya ketahui sebelumnya, sedangkan P yang terakhir yaitu people menjadi hal yang paling menarik bagi saya. People menjelaskan tentang employees, management, budaya perusahaan (visi dan misi), serta customer service. Tentu saja People merupakan aspe yang tidak kalah penting dibandingkan 4 P yang lain dalam sebuah marketing mix.

Thursday 3 November 2011

Service Productivity

Blog hari ini membahas tentang Starbucks Company. Ada banyak pelajaran yang dapat saya petik dari kasus hari ini. Starbucks merupakan salah satu kedai kopi yang sangat sukses di tahun 1990an, tetapi sangat disayangkan memasuki tahun 2000an Starbucks mengalami penurunan dalam hal kepuasan konsumen namun juga peningkatan dalam jumlah cabang. Menurut saya, Starbucks memiliki value proposition yang bagus yaitu ingin meletakkan diri mereka sebagai tempat ke tiga bagi masyarakat setelah rumah dan tempat kerja. Untuk dapat melihat penurunan yang terjadi ada beberapa tolak ukur yang dapat digunakan:
- customer snap-shot (mystery shopper) : internal dan dilakukan oleh orang dari dalam perusahaan.
- survei: eksternal dan dilakukan kepada real customer.
- real transactions: dilihat dari apa yang sesungguhnya terjadi.
Dua aspek pertama merupakan hal yang kualitatif dan itu merupakan persepsi dari masing-masing individu yang bersangkutan. Poin ke tiga merupakan data kuantitatif yang dilihat dari setiap transaksi nyata yang terjadi. Dari data kualitatif dan kuantitaf yang didapat, dapat diketahui bahwa Starbucks memang mengalami penurunan (meskipun omzet mereka bertambah secara total karena bertambahnya cabang namun omzet per cabang menurun). Penurunan yang ada terjadi terutama karena terlalu banyaknya jenis produk yang ditawarkan (1 jenis produk baru setiap holiday season) dan semua produknya dapat di customized sesuai dengan keinginan konsumen yang akhirnya menyebabkan waiting time yang dibutuhkan semakin bertambah banyak dan membuat staff kesulitan (banyaknya resep produk yang harus diingat dan banyaknya customized product dari konsumen).
Apabila Starbucks melakukan investasi 40 million USD, kami menyarankan untuk fokus pada service dan teknologi untuk meningkatkan kecepatan dalam memberikan pelayanan sehingga kepuasan pelanggan dapat meningkat kembali.

Thursday 20 October 2011

Business Model Canvas 3

Materi BMC Part 3 pada kelas service marketing kali ini dibawakan dengan cara yang lebih menarik yaitu melibatkan kerja sama tim dalam mengisi business model canvas yang telah digambar di papan tulis. Seluruh kelompok berlomba untuk mengisi dan saling melengkapi. Kelompok kami mendapat bagian business man or woman sebagai fokus bisnis.
Kelompok kami memiliki prioritas pembangunan hotel di tempat yang strategis. Tentu saja businessman memerlukan akses yang cepat dalam setiap perjalanan yang mereka perlukan. Kelompok kami juga memiliki inovasi di bagian transportasi. Kami berencana untuk menyediakan transportasi yang dapat digunakan untuk mengantar jemput para tamu hotel yang ingin bepergian. Tentu saja akan ada perhitungan biaya tersendiri untuk hal ini.
Partner utama kami selain travel agent adalah para penyewa bus yang merupakan alat kendaraan yang banyak digunakan untuk mengatar jemput para tamu. Kami juga memerlukan arsitek dan kontraktor yang berpengalaman dalam membangun gedung yang tinggi. Untuk channel, kami akan mengadakan kerja sama dengan beberapa pihak seperti travel agent, pemerintah bahkan hotel, serta universitas dan smk jurusan perhotelan agar mendapatkan free labor (internship) yang dapat mengurangi cost perusahaan.
Key Activities kami adalah beberapa hal berikut:
- mengadakan training dan seminar untuk para staff (agar servis yang diberikan maksimal dan memuaskan, serta menjaga dan mengontrol kualitas standar servis)
- memberikan award kepada karyawan yang penilaiannya melibatkan customer (agar  mereka berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik kepada customer)

Thursday 13 October 2011

Business Model Canvas 2 (The Pattern)

Hari ini, Pak Sandy membahas tentang konsep manajemen. Dalam konsep manajemen, terdapat 3 variabel yaitu sumbu X (produk inovasi), Y (infrastruktur manajemen), Z (service excellent). Sebuah perusahaan harus memiih salah satu untuk menjadi prioritas agar memiliki daya saing. Selain itu, 3 hal tadi adalah hal yang saling bertabrakan satu dengan yang lain. X memerlukan biaya yang tinggi, Y mengutamakan efisiensi biaya, Z lebih kepada penyesuaian dan adaptasi. Jadi, ada 5 business model yang bisa digunakan dengan berorientasi pada salah satunya, yaitu un-building business model, long tail, multi-sided, free, dan open. Dari 5 jenis tersebut, yang paling saya ingat adalah un-building business model.
Un-building business model adalah jenis yang memecah-mecah apa yg sudah ada).
- Tantangan: karena dilakukan semua, memerlukan biaya besar.
- Solusi: memilah-milah lagi apa yang diperlukan dan apa yang kurang diperlukan
Dilihat dari 3 core business types:
1. Ekonomi: product innovation terdapat pada speed, customer relationship terdapat pada economics of scope, infrastructure terdapat pada ecnomic of scale.
2. Culture: bersaing mencari orang berbakat, battle of scope, dan battle of scale.
3. Competition: terfokus pada karyawan, berorientasi pada tingkat pelayanan yang tinggi, serta cost focused.
Contoh: PT. TELKOM

Thursday 6 October 2011

Business Model Canvas 1

Hari ini, pelajaran service marketing membahas tentang Business Model Canvas. Business Model Canvas terdiri dari 9 hal yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang secara berurutan yaitu Customer Segments, Value Proposition, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partners, dan Cost Structure. Dari 9 elemen di atas, yang paling melekat pada pikiran saya adalah elemen ke dua dan tiga, yaitu value preposition dan channels.
Value Proposition terdiri dari:
- Mass market: ditujukan untuk pasar yang sifatnya luas,biasanya menjual hal sehari" yang dibutuhkan seperti sabun, shampoo, etc.
- Niche market: ditujukan pada pasar tertentu (tidak semua orang membutuhkan hal tersebut namun ada pasarnya sendiri (Bentley, wine house, etc)
-Segmented: hanya tertuju pada satu segmen seperti middle-low, middle-up, etc)
-Diversified: memilih beberapa segmen dari semua segmen yang ada.
-Multi-sided platforms: agak sulit dijelaskan tetapi beberapa contohnya adalah Google, Facebook, Yahoo, Wwitter, dan media internet lainnya.

Channels adalah cara yang digunakan untuk menarik customer agar mengetahui produk kita sehingga value preposition yang kita miliki dapat tersampaikan dengan baik ke para customer. Channels terdiri dari 5 jenis, yaitu:
-Personal assistance: high involvement product (interaksi antara penjual dan pembeli)
-Self service: low involvement product, pembeli bertemu produk secara langsung.
-Automated service: lebih kepada terknologi informasi yang kita dapatkan bedasarkan database, seperti amazon.com (misal: jika sering membeli buku dengan label tertentu, kita akan memperoleh update data buku" terbaru dengan sendirinya)
-Communities: menciptakan komunitas atau mengikuti komunitas yang sudah ada.
-Co-creation: melibatkan pelanggan dalam pembuatan produk.

Thursday 15 September 2011

Menton Bank

Hari ini, tanggal 15 September 2011, kelas Service Marketing membahas tentang kasus Menton Bank. Kasus ini bercerita tentang Menton Bank yang sedang mengalami masa transisi, yaitu dari bank yang sebelumnya hanya berorientasi pada coorporate customer menjadi bank yang juga berorientasi ke retail customer. Karena perubahan ini, Menton Bank melakukan banyak usaha untuk mencapai target customer mereka. Beberapa usaha yang mereka lakukan adalah menambah jumlah mesin ATM, menerapkan teknologi dan layanan baru, serta peningkatan kualitas karyawan dengan cara melakukan training.
Dalam proses transisi ini, Menton Bank harus dihadapkan pada beberapa masalah, seperti kurangnya pengetahuan akan produk-produk perusahaan, banyaknya antrian sehingga customer kurang puas dengan pelayanan pihak bank, dan beberapa masalah lain terkait dengan operasional. Karena itu, Menton Bank memutuskan untuk melakukan perubahan terhadap tugas-tugas CSR (Corporate Social Responsibility) dan juga membuka lowongan untuk jabatan CSR Head yang kebetulan sedang kosong.  Beberapa kandidat yang dicalonkan yaitu Karen Mitchell, Jean Warshawski, dan Ritcher memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karen dengan kemampuan dan pengalamannya sebagai teller memiliki nilai lebih dibandingkan Jane yang hanya memiliki communication skill dan keramahan, serta Ritcher yang belum memiliki pengalaman di Menton Bank pusat sebelumnya membuat kelompok kami memilih Karen sebagai kandidat yang paling potensial. Karen memiliki akurasi dan kepribadian yang baik, serta disukai oleh customer dan para anggota CSR. Selain memilih CSR Head yang tepat, Menton Bank sebaiknya membedakan dengan jelas antara tugas CSR dan CAR. Tugas CSR hampir serupa dengan teller di bank pada umumnya, namun mereka juga ikut mempromosikan produk bank kepada customer, sedangkan CAR adalah bagian di bank yang memiliki job description mirip dengan customer service officer yang memberikan keterangan kepada customer terkait dengan kebutuhan-kebutuhan mereka dan memberikan penjelasan tentang deskripsi produk dari bank.

Thursday 8 September 2011

Managing People

Hari ini, tanggal 8 September 2011, kelas service marketing kedatangan seorang pembicara penting. Beliau adalah Ibu Ita Saleh, manager Human Resource Department di Hotel Java Paragon Surabaya. Sebagai seorang Human Resource Manager, beliau bertanggung jawab atas keluar masuknya staf dari awal masuk hingga keluar dari hotel. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan tahap awal seorang karyawan hotel masuk ke perusahaan, yaitu mulai dari proses recruitment (pengumpulan data), selection (pemilihan), interview (pertemuan antara ekspektasi applicant dan ekspektasi interviewer), yang pada akhirnya pertemuan secara langsung. Ibu Ita menekankan akan pentingnya tatap muka dengan applicant berkaitan dengan penilaian dalam mengendalikan rasa gugup, pemilihan kata, dan fisik. Beliau juga menyebutkan bahwa Human resource adalah sebuah deprtemen yang bersifat dinamis, karena kebutuhan setiap orang dinamis, begitu juga dengan manusia.
Dalam sebuah perusahaan, hal yang harus diperhatikan adalah bahwa tenaga kerja harus diberdayakan, bukan diperdayakan. Kita membutuhkan tenaga mereka tetapi kita juga harus mendukung mereka untuk berkembang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperjelas visi dan misi perusahaan, memberikan pelatihan, dan penghargaan bagi para karyawan. Dari presentasi yang diberikan Ibu Ita Saleh, hal yang paling melekat di kepala saya adalah pernyataan beliau bahwa semua orang di dunia perhotelan, dari departemen apapun adalah 'sales person', karena pada akhirnya semua yang dilakukan oleh mereka berakhir pada keinginan untuk mencapai keuntungan. Beliau juga menekankan bahwa orang yang bergerak di dunia perhotelan harus memiliki rasa servanthood, sincere, dan menyampaikan servis dengan professional manner. 
Setelah Ibu Ita memberikan presentasi, kelas dilanjutkan dengan membahas profil singkat mengenai The Accra Beach Hotel dan permasalahan yang sedang dihadapi. Kasus ini berhubungan dengan Di satu sisi, kelompok 1 dan 3 setuju untuk menerima tawaran dari WCIG dan menerima pemesanan kamar dalam jumlah banyak tapi memberikan harga lebih murah di high season. Namun, Setelah Pak Sandy memberikan penjelasan lebih jelas mengenai apa yang terjadi di The Accra Beach Hotel dan kemungkinan apa saja yang dapat timbul dari diterimanya tawaran WCIG (kemungkinan adanya kekecewaan dari customer tetap yang tidak memperoleh kamar karena ada WCIG sehingga menimbulkan disatisfaction), kelompok saya memilih setuju untuk tidak menerima tawaran dari WCIG.

Thursday 25 August 2011

Balancing Demand and Capacity


Di pelajaran Service Marketing hari ini, seperti biasa, kelas diawali dengan presentasi dari salah satu kelompok tentang sebuah kasus. Studi kasus kali ini membahas tentang Shouldice Hospital, sebuah rumah sakit di Toronto, Canada yang melayani penderita penyakit hernia. Shouldice Hospital memiliki manajemen yang menarik karena tidak seperti rumah sakit lain yang biasanya memanjakan pasien, di rumah sakit ini diterapkan model self-service, yaitu model yang melibatkan customer dalam pelayanan. Karena itu, jumlah tenaga kerja, baik dokter, perawat, hingga house-keeping di rumah sakit ini terbatas. Hal ini membuat harga rumah sakit menjadi rendah jika dibandingkan dengan rumah sakit - rumah sakit lain. High quality service at low price (harga rendah namun profit tetap tinggi) menjadi alasan di balik kesuksesan Shouldice di samping happy employee dan highly satisfied customers yang berhasil mereka ciptakan.




Setelah diskusi dan sesi tanya jawab, kami diberikan penjelasan tentang Balancing Demand and Capacity yang berkaitan dengan naik turunnya jumlah permintaan. Pada kurva di atas, zona hijau menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan yang besar karena kita dapat menampilkan performance yang terbaik, sedangkan zona merah menunjukkan kelebihan permintaan yang melebihi kapasitas kita, sehingga servis yang diberikan tidak maksimal dan akhirnya menimbulkan ketidakpuasan pelanggan. Daerah putih menunjukkan kurangnya permintaan dan kelebihan kapasitas (tenaga kerja). Kita perlu memperhatikan kapasitas produksi, antara lain fasilitas untuk menampung customer, fasilitas untuk menyimpan barang, peralatan dan informasi, serta jumlah tenaga kerja.
Hal paling penting yang saya pelajari adalah dalam sebuah usaha, kita harus dapat menjaga kestabilan permintaan pada zona hijau di mana permintaan tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah (demand and supply are well balanced) agar efektifitas perusahaan terjaga.

Wednesday 17 August 2011

Service Blueprint

Pelajaran Service Marketing hari ini membahas tentang Service Blueprint. Namun, sebelum itu kelompok saya memberikan presentasi tentang perusahaan perusahaan cepat saji besar dari Filipina yaitu Jollibee dan dilanjutkan dengan menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan perusahaan Jollibee. Dari presentasi dan diskusi kelas tentang Jollibee, saya memperoleh pelajaran bahwa perusahaan yang baik harus memiliki strategi yang matang dalam memasarkan produk. Selain itu, keunikan sangat diperlukan agar perusahaan tersebut memiliki identitas yang jelas bagi masyarakat. Keunikan yang dimiliki Jollibee adalah usaha makanan siap saji yang menonjolkan nilai budaya Filipina sehingga dapat mengambil hari masyarakat Filipina. Dari proses diskusi tentang Jollibee, saya juga memahami bahwa untuk go overseas, kita dapat menggunakan multi branding jika memang usaha kita kurang sesuai dengan selera pasar asing.
Setelah berdiskusi tentang Jollibee, kegiatan kelas dilanjutkan dengan membahas tentang Service Blueprint, yaitu Fungsi service blueprint adalah mendesain layanan secara menyeluruh, sebagai alat komunikasi antar berbagai pihak internal organisasi yang berkontribusi pada kualitas layanan, serta menentukan standar kualitas layanan yang diterima pelanggan dengan cara menetapkan standar kualitas setiap proses layanan. Jadi, adanya service blueprint berguna agar kita dapat menemukan titik-titik yang memungkinkan terjadinya ketidakpuasan pelanggan. Selain itu, service blueprint dapat menghasilkan sebuah standar servis dalam pelayanan. Masing-masing kelompok diminta untuk membuat service blueprint sebuah hotel untuk backpacker. Kami membuat flowchart dimulai dari kedatangan tamu ke hotel, proses check in (payment, pengisian form), fasilitas room share, self service berupa makan, activity room, wifi, hingga proses check out dan penyediaan informasi bagi tamu.
Dari keseluruhan materi, menurut saya yang paling penting adalah pentingnya service blueprint dalam sebuah usaha, yaitu menemukan titik penyebab ketidakpuasan pelanggan. Alangkah baik jika pelaku usaha membuat service blueprint terhadap bisnisnya.

Thursday 11 August 2011

Service Customer

Kelas Service Marketing hari ini membahas tentang Service Customer. Servis adalah hal yang terpenting dalam sebuah usaha. Modal tinggi dan advertising besar-besaran tidak ada artinya tanpa dibarengi dengan servis yang baik. Servis yang baik sangat penting untuk mempertahankan customer karena biaya untuk menemukan pelanggan baru jauh lebih murah daripada biaya untuk mempertahankan pelanggan lama. Menurut saya, hal paling penting yang saya pelajari hari ini adalah mengenai hal-hal apa saja yang mempengaruhi pandangan konsumen. Yang pertama adalah service quality. Kedua adalah value yang merupakan image dari perusahaan. Dengan image yang baik, sebuah perusahaan akan dengan mudah mendapatkan pelanggan. Ketiga adalah customer satisfication yang dipengaruhi oleh harga. Perusahaan harus memiliki harga yang sesuai dengan standar harga pasar. Hal ini juga berhubungan dengan materi di kelas sebelumnya yaitu mengenai 8P.
Setelah membahas tentang servis customer, kelas dilanjutkan dengan diskusi kelompok berupa menggali ide - ide kreatif tentang apa saja yang diperlukan untuk membuat sebuah hotel untuk customer tipe backpacker, pasangan (honeymoon), dan bisnis. Masing - masing kelompok harus mempresentasikan opini masing - masing dan membahasnya secara bersama - sama di kelas.

Thursday 4 August 2011

New Perspective

Pelajaran Service Marketing di semester 5 diawali dengan perkenalan dan sedikit pembahasan tentang materi. Menurut saya, topik yang paling penting di kelas hari ini adalah tentang the 8Ps of service marketing, yang terdiri dari product, place & time, price, promotion, process, physical environment, people, serta productivity & quality.
Product: produk harus berkualitas dan tidak asal-asalan
Place & time: tempat dan waktu harus sesuai dengan keadaan dan target pasar
Price: harga yang ditawarkan harus di antara harga pasar dan sesuai dengan target pasar
Promotion: melakukan langkah-langkah promosi yang jelas untuk memperkenalkan produk
Physical environment: memperhatikan kondisi psikologis lingkungan sekitar
People: target pasar yang dipilih harus tepat sasaran
Productivity & quality: produk yang dihasilkan berkualitas dan produktifitas harus lancar

Selain itu, hal yang paling saya ingat adalah ketika Pak Sandy menceritakan tentang trend di Eropa, yaitu wanita buang air kecil sambil berdiri. Keinginan masyarakat Eropa untuk hidup praktis membuat inovasi timbul dalam bentuk dibuatnya alat seperti tabung yang dapat membantu wanita buang air kecil sambil berdiri. Saya harap, materi hari ini dapat menjadi awal yang baik untuk memulai pelajaran Service Marketing di semester 5.

Monday 9 May 2011

14. Interview Questions

Hari ini, pelajaran Introduction to Marketing membahas tentang pertanyaan – pertanyaan yang telah dibuat oleh masing – masing kelompok untuk diajukan kepada narasumber yang dipilih sesuai dengan bidang usaha dari setiap kelompok. Usaha kelompok saya sendiri bergerak di bidang tour, yang kami beri nama Koelintang Tour and Travel. Koelintang menawarkan produk-produk wisata yang menonjolkan sisi "Indonesia" dan memiliki destinasi yang tidak biasa. Salah satu tujuannya adalah untuk memperkenalkan Indonesia kepada para wisatawan, baik lokal maupun asing. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat diharapkan mencakup teori - teori yang kami terima dari minggu - minggu sebelumnya (minggu ke-9 hingga 13).
Berikut adalah pertanyaan - pertanyaan yang akan kami ajukan kepada narasumber kami setelah dikonsultasikan dengan Pak Sandy dan diperbaiki.

1. Bagaimana branding perusahaan Bapak pertama kali dan apa saja yang menjadi bahan pertimbangan?
2. Inovasi-inovasi apa saja yang telah Bapak lakukan selama perusahaan ini berdiri? Mengapa?
3. Pada tahun berapa perusahaan ini berdiri, siapa pendirinya, apakah ada cabang? Kira-kira, berapa modal awal yang diperlukan untuk membuka usaha ini?
4. Pertimbangan-pertimbangan apa yang Bapak gunakan dalam menentukan harga? Apakah berdasarkan competitor atau memiliki standar perhitungan tersendiri?
5. Setelah berapa lama perusahaan bapak akhirnya balik modal? Bagaimana usaha Bapak untuk mencapai BEP?
6. Bisakah Bapak menjelaskan tentang channel yang bapak miliki? Bagaimana cara mempeluas jaringannya?
7. Apakah bapak memiliki cabang atau agen – agen kecil yang bekerja sama dengan perusahaan Bapak? Bagaimana cara mempertahankannya?
8. Strategi pemasaran apa sajakah yang telah Bapak lakukan selama ini? Strategi apa yang paling efektif?
9. Selama perusahaan ini berdiri, market apa yang Bapak tuju? End-User, corporate, atau keduanya? Apa alasan memilih market tersebut?
10. Sebelum perusahaan ini berdiri, apakah Bapak pernah bekerja di tempat lain? Bagaimana kesan Bapak bekerja di tempat tersebut?Apakah ada pengaruh networking dari perusahaan tersebut terhadap perusahaan Bapak saat ini?
11. Saat pertama kali membuka usaha, siapakah networknya? Memiliki hubungan apa dengan Bapak dan seberapa besar pengaruhnya terhadap usaha baru Bapak?
12. Apakah perusahaan Bapak menggunakan IT atau teknologi dalam infrastruktur, laporan keuangan, transaks,i dll? Apa saja dan mengapa?
13. Bapak memiliki beberapa paket tour nusantara, bagaimana cara Bapak mengajak para pemerintah daerah yang bersangkutan untuk bekerja sama dan mengijinkan perusahaan Bapak mengadakan tur ke daerah tersebut?
14. Berapa macam paket tour yang Bapak miliki? Mengapa dan apa saja?
15. Apa yang menjadi priorittas utama bagi bisnis Bapak, servis atau harga? Mengapa?
16. Target pembeli (karakter: initiator, influencer, decider, buyer, user) seperti apakah yang dicari oleh perusahaan Bapak? Mana yang paling banyak mengunjungi perusahaan Bapak dan mengapa?
17. Apakah konsumen Bapak ada yang menjadi partner bisnis atau sudah seperti keluarga sendiri? Bisa dijelaskan?
18. Image seperti apa yang perusahaan Bapak berikan kepada customer melalui usaha ini? Mengapa?
19. Bagaimana cara menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan customer sehingga mereka memiliki loyalitas yang kuat terhadap perusahaan ini?
20. Marcom (advertising, PR, promotion, personal selling, direct marketing) seperti apakah yang digunakan oleh perusahaan Bapak? Mengapa?

Pertanyaan-pertanyaan di atas sangat mendalam. Kami tidak boleh bertanya secara gamblang (to the point), karena memungkinkan narasumber curiga dan hanya memberikan informasi secar dangkal. Oleh karena itu, kami harus pandai-pandai dalam mengajukan pertanyaan. Saya berharap, dari pertanyaan-pertanyaan di atas, saya dapat memperoleh informasi tentang "tips membuka usaha tour and travel" yang berguna dan dapat kami terapkan dengan baik.

Monday 2 May 2011

13. Integrated Marketing Communication

Senin, Tanggal 2 Mei 2011, pelajaran Introduction to Marketing membahas tentang Integrated Marketing Communication. Integrated Marketing Communication memiliki tujuan sebagai berikut:

Inform : memberi tahu masyarakat tentang keberadaan perusahaan.

Persuading : mempengaruhi konsumen untuk membeli produk agar meningkatkan nilai penjualan

Reminding : mengingatkan konsumen, terutama jika perusahaan tersebut sudah lama (misalnya melalui iklan)

Marketing communication (disebut juga marcom) memiliki sembilan cara, yaitu increase market penetration (memasuki hal-hal baru), stimulate interest (mempengaruhi konsumen), encourage product trial, stimulate impulse buying, increase rate of consumption (bersifat reminding, biasanya berhubungan dengan repeat buyer), influence sales volume (peningkatan volume secara agregat dan keseluruhan), develop repeat purchase behaviour, differentiate the product, dan establish a product image.

Selain itu, marcom mempunyai lima elemen penting sebagai berikut:

Advertising: ada dua jenis, yaitu over the line (majalah, TV, radio, koran, dll) dan below the line (pamflet, brosur, baliho, pameran, dll)

Public Relations: terdiri dari lima fungsi, yaitu Press Relations, Product Promotions (misal: advetorial), Corporate Communications (menciptakan success story), Lobbying (bersifat kerja sama antar perusahaan), dan Advising Management.

Sales Promotion: promosi bersifat jangka pendek (price deals, kupon, diskon, cross promotion, kontes, dll),

Personal Selling: terdiri dari dua aspek, yaitu roles of salesperson (physchologist, consultant, educator, problem solver dan team leader) dan types of selling positions (new business, existing business, detailing dan support)

Direct Marketing: lebih ke arah menunggu (misal: restoran menunggu tamu)

Jadi, dari pelajaran hari ini, saya mengambil kesimpulan bahwa marcom yang diikuti dengan network kuat akan dapat mengkomunikasikan perusahaan dengan baik. Dengan marcom, kita dapat memikirkan cara memasarkan produk dan mempromosikan perusahaan kita dengan efektif.

Monday 25 April 2011

12. Entrepreneurial Customer Relationship

Senin, 25 April 2011, di kelas Introduction to Marketing saya mempelajari tentang entrepreneurial customer relationship, terutama berkaitan dengan service quality dan customer relationship management.

Dalam menawarkan barang, terdapat lima tipe customer. Yang pertama adalah tipe initiator (pencetus ide untuk membeli produk/jasa). Tipe ini penting untuk didekati. influencer (mempengaruhi dalam membeli produk/jasa), decider (memutuskan untuk membeli produk/jasa atau tidak), buyer (orang yang membeli produk/jasa dan bertemu langsung dengan penjual), serta user (orang yang menggunakan produk/jasa). Penjual harus dapat menawarkan suatu produk/jasa kepada tipe customer yang berpotensi dengan menggunakan pendekatan yang berbeda.

Pak Sandy juga menjelaskan tentang relationship marketing ladder. Relationship marketing ladder memiliki 3 tahap, yaitu prospect (calon pelanggan, belum didekati), customer (sudah pernah membeli produk/jasa kita), serta client (sudah menjadi pelanggan tetap). Kita dapat mengubah customer menjadi client dengan cara memberikan kartu member. Tindakan ini disebut dengan customer catching. Selain itu, ada juga yang disebut customer keeping, yang terdiri dari tahap client, supporter (client mereferensikan), advocate (client memberi bantuan berupa barang), serta partner (kerja sama, bagi hasil).

Dalam menjual sebuah produk/jasa, kadang terdapat jarak antara ekspektasi konsumen dengan apa yang diterima oleh konsumen. Perbedaan ini disebut satisfaction gap. Sebagai penjual, yang bisa kita lakukan adalah mengutak-atik nilai yang diterima oleh konsumen. Tingkat kepuasan konsumen bergantung pada service quality yang terdiri dari lima aspek, yaitu Reliability (menyediakan pelayanan kepada konsumen sesuai dengan yang telah dijanjikan), Assurance (kompetensi tenaga kerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik), Tangibles (berhubungan dengan visual, seperti alat modern, interior, dll), Responsiveness (respon yang cepat dan tindakan yang kongkrit dalam membantu customer), dan Empathy (memberikan pelayanan dari hati yang bernilai).

Untuk mencapai kesuksesan dalam menjalankan sebuah usaha, kita tidak hanya memerlukan competitive advantage. Strategi lain yang perlu kita lakukan adalah menerapkan customer acquisition strategy, yaitu suatu proses mendapatkan konsumen dari kompetitor lain. Di sini, terdapat empat tingkatan kedekatan konsumen :

Customer Acquisition : konsumen baru datang dari kompetitor lain.

Customer Satisfaction : konsumen puas terhadap produk/jasa kita.

Customer Loyalty : konsumen terus membeli di produk/jasa kita.

Customer Retention : konsumen sudah tidak mungkin berpindah ke kompetitor lain.

Untuk menemukan nilai dari customer benefit, kita dapat menggunakan perhitungan yaitu mengurangi Customer Value dengan Customer Cost. Dua cara untuk meningkatkan Customer Benefit adalah dengan meningkatkan Customer Value atau menurunkan Customer Cost. Customer Value terdiri dari product value, services value, personal value, dan image value sedangkan customer cost terdiri dari monetary cost, time cost, energy cost, dan psychological cost.

Menurut saya, apa yang dipelajari hari ini sangat penting dalam menjalankan bisnis saya yang bergerak di bidang jasa. Selain produk, saya juga harus memperhatikan customer demi mencapai kesuksesan.

Monday 18 April 2011

10-11. Entrepreneurial Marketing & Channel

Senin, 18 April 2011, kelas Introduction to Marketing membahas tentang entrepreneurial marketing dan channel. Saya memperoleh beberapa hal penting dari pelajaran hari ini. Yang pertama adalah tentang pentingnya sebuah network (hubungan) dengan orang lain dalam memulai sebuah bisnis. Network bisa dikatakan lebih penting daripada modal. Network merupakan faktor utama untuk menciptakan sebuah bisnis yang sukses. Siapa bilang memiliki network adalah hal yang sulit? Setiap orang memiliki networking, mulai dari keluarga, teman, kerabat dekat, atau tetangga. Network tersebut disebut dengan self networking. Selain self networking, ada juga yang disebut bizz networking, yaitu karyawan, customer, supplier, dan pemerintah. Untuk memiliki networking yang baik, kita memerlukan komitmen, kepercayaan, norma sosial, dan kekuatan. Empat unsur ini sangat penting dan harus digunakan secara positif, karena bantuan bisa datang kapan saja dan dari siapa saja.

Dalam membuat sebuah bisnis, di samping network, modal juga diperlukan. Apabila kekurangan modal, kita dapat melakukan kolaborasi. Kolaborasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu ownership, joint venture, strategic alliance, partnership, dan outsourcing.
  • Ownership : kerjasama yang terjadi merupakan kerjasama yang terbentuk sejak awal. Ownership memiliki kekuatan yang lebih tetapi pembagian untuk mereka lebih sedikit karena harus dibagi dengan jumlah pemilik.
  • Join venture: kerja sama yang dibentuk oleh perusahaan yang awalnya berdiri sendiri dan akhirnya membentuk perusahaan baru.
  • Strategic alliance : kerja sama yang dilakukan cukup lama dan rutin.
  • Partnership: kerja sama yang dilakukan secara singkat dan fleksibel.
  • Outsorcing: kerja sama yang dilakukan dengan tidak memiliki kontrak dan bersifat tidak terikat.
Jika 5 hal ini kita gabungkan dan dilakukan secara bersamaan, kita hanya memerlukan modal dalam jumlah sedikit saja. Dari kelima hal ini, menurut saya yang paling menguntungkan adalah outsourcing.

Hal kedua yang dibahas hari ini adalah tentang channel. Dilihat dari rantai penjualan, channel distribusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bisnis ke bisnis dan bisnis ke pelanggan. Dilihat dari cara kerja, channel dibagi menjadi tiga, yaitu direct cannel, mixed channel, dan indirect channel. Sebuah perusahaan yang baru dibuat sebaiknya menggunakan mixed channel karena dengan sistem ini, sebuah perusahaan dapat melakukan pendistribusian baik secara direct maupun indirect.

Jadi, dari pelajaran hari ini, saya dapat memahami betapa pentingnya network dan channel dalam menjalankan sebuah usaha, di samping modal. Saya menjadi sadar akan pentingnya networking dalam kehidupan bisnis saya di masa yang akan datang. Network and channel is our basic resources, not money.

Monday 4 April 2011

9. Entrepreneurial Product, Pricing, and Branding

Senin, 4 April 2011, pelajaran Introduction to Marketing membahas tentang Entrepreneurial Product, Pricing, and Branding.

Sebuah inovasi produk terdiri dari 3 jenis, yaitu Non-durable goods (barang yang bisa habis), Durable goods (barang yang tidak bisa habis), dan services. Dalam sebuah produk, terdapat 4 macam level, yaitu core, tangible, augmented, dan communicated.

Level core adalah produk inti atau primer. Contoh paling mudah adalah tentang hotel. Level core dari sebuah hotel adalah ranjang untuk tidur.

Level tangible adalah pelengkap yang bisa dipegang, seperti meja, lemari, dan kamar mandi.

Level augmented adalah nilai tambah yang diberikan terhadap suatu produk. Contohnya adalah pelayanan yang diberikan oleh hotel.

Level communicated adalah tampilan secara fisik, seperti merk, papan nama, atau prestige yang kita terima dari hotel tersebut.

Jadi, kita harus memikirkan, apakah produk kita mencakup semua level atau hanya sebagian saja. Untuk membedakan produk kita dengan produk dari perusahaan lain, yang perlu kita perhatikan adalah performance, consistency, reliability, durability, compatibility, ease to use, technological design, degree of customization, form, style, dan packaging.

Dalam entrepreneurial pricing, ada 5 karakterisik price, yaitu:

Price is value: nilai atau manfaat yang terkandung dalam sebuah produk.

Price is variable: harga sebuah produk adalah bervariasi.

Price is variety: menawarkan jenis produk ang berbeda variant dengan harga yang juga berbeda.

Price is visible: produk yang sama dijual di tempat yang berbeda, sehingga harganya juga berbeda.

Price is virtual: harga cepat berubah dan tidak menentu.

Harga sebuah produk dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain cost of goods, demand for product or service, competition, market pricing, customer perceptions, dan margin standards. Sementara, harga mempengaruhi sales volume, sales revenue, market share, company image, dan profitability.

Dalam entrepreneurial branding, terdapat beberapa elemen, yaitu memorable, meaningful, likeability, transferable, adaptable, dan protectable.

Dari tiga topik yang dibahas hari ini, semuanya sangat penting dalam bisnis yang akan saya lakukan, tapi yang paling penting adalah berkaitan dengan level produk. Saya mengharapkan agar produk tur saya dapat memenuhi keempat elvel tersebut. Oleh karena itu, saya akan mempelajari lebih dalam tentang hal ini dan akan saya gunakan sebagai acuan dalam membuat produk untuk usaha saya.

Monday 21 March 2011

Quadrant Strategy

Senin, 21 Maret 2011, pelajaran Introduction to Marketing dimulai dengan membahas seputar UTS yang akan diadakan minggu depan. Pak Sandy menjelaskan tentang membuat sebuah kuadran dari sumbu x dan sumbu y, yang merupakan hasil dari analisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat dari salah satu benchmark yang telah kami buat sebelumnya. Hasil pertemuan dari dua sumbu itu akan menghasilkan satu titik yang posisinya ada di salah satu dari empat kuadran yang ada. Empat kuadran itu adalah expansion, stability, retrenchment, dan combination.
Expansion sendiri dibagi menjadi 2 jenis, yaitu concentration dan difersifikasi. Concentration adalah upaya perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan kapasitas yang terpusat, sedangkan difersifikasi adalah upaya perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya ke beberapa kapabilitas yang berbeda.
Stability adalah upaya perusahaan untuk menjaga kinerja yang ada saat ini untuk tetap berjalan seperti keadaan normal. Faktor yang dipertimbangkan adalah operasional input output, kestabilan profit, dan kestabilan biaya. Sebagai contoh, Libby sebagai perusahaan brownies terkenal tidak mengganti bahan membuat brownies dengan bahan berkualitas rendah karena dapat mengubah rasa dan kualitas dari produknya.
Retrenchment adalah upaya perusahaan untuk mengundurkan diri dari pelanggan target, penggunaan teknologi di dalam satu atau beberapa bisnis yang ada. Retrenchment dibagi menjadi 3 jenis, yaitu turn around (memperbaiki produk lama, bukan menciptakan produk baru), divestment (modal yang telah ditanam ditarik kembali), dan liquidation (mencairkan aset-aset yang dimiliki dan menyatakan diri kolaps).
Combination merupakan upaya perusahaan untuk menggunakan beberapa strategi di atas sekaligus yang akan digunakan, baik secara simultan (bersamaan) maupun sekuensial (berurutan).
Pelajaran yang saya terima hari ini menurut saya sangat penting karena dengan melakukan analisis SWOT, saya dapat mengetahui posisi suatu perusahaan dan strategi apa yang paling tepat untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja perusahaan saya. Penerapan analisis SWOT dan Grand Matrix Strategy sangat berguna bagi perusahaan travel saya maupun pengembangan bisnis yang akan saya jalankan di waktu yang akan datang.

Sunday 13 March 2011

Report and Discussion

Kelas Introduction to Marketing hari ini membahas tentang pembuatan laporan. Laporan ini berkaitan dengan tugas UTS yang bertema SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Strength). Kami harus membuat laporan tentang SWOT perusahaan tour kami. Oleh karena itu, Pak Sandy memberikan penjelasan tentang bagaimana cara membuat laporan yang baik. Sebuah laporan yang baik harus memenuhi faktor-faktor berikut: simplicity (berkaitan dengan kesederhanaan, tidak terlalu singkat dan tidak terlalu panjang), clarity (berkaitan dengan kejelasan sebuah informasi), accuracy ( laporan yang dibuat harus benar dan akurat sesuai fakta dan sumber yang jelas), completeness (berkaitan dengan kelengkapan laporan), relevance (kesesuaian antara isi laporan dengan usaha bisnis yang dilakukan), objectivity (laporan tersebut harus sesuai dengan pandangan masyarakat, tidak subyektif), brevity (laporan harus ringkas dan berkesinambungan), serta reader oriented (laporan yang dibuat harus sesuai dengan pembaca. Jika laporan dibaca oleh dosen, bahasa yang digunakan harus baik dan benar). Jadi, sebuah laporan yang baik harus memenuhi seluruh faktor di atas.
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil analisis biasanya adalah arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
Hal lain yang saya pelajari dari kelas hari ini adalah mengenai Context Analysis yang terdiri dari :
  • Economic : menganalisis kondisi ekonomi di suatu daerah yang dapat mempengaruhi sebuah bisnis (misal: bertambahnya jumlah pengangguran, kenaikan harga barang, )
  • Technological : mengamati kemajuan teknologi yang dapat mempengaruhi sebuah bisnis (misal: adanya e-banking mempermudah konsumen untuk melakukan transaksi secara online)
  • Socio-cultural : menganalisis pengaruh keadaan masyarakat di mana suatu bisnis dijalankan (misal: budaya di Thailand di mana banci menjadi daya tarik wisata berbeda dengan di Indonesia yang masih memandang banci dengan sebelah mata)
  • Regulatory : menganalisis peraturan dan sistem hukum suatu negara yang dapat mempengaruhi sebuah bisnis (misal: hukum perlindungan terhadap perusahaan)
  • Physical Context : menganalisis unsur-unsur yang nyata (misal: banyaknya wabah penyakit di suatu daerah membuat daerah tersebut tidak dapat dijadikan sebagai tempat wisata karena dapat mengancam kesehatan pengunjung)
  • Analisis ini sangat berguna bagi kelangsungan bisnis saya. Saya harap saya dapat meerapkan analisis ini terhadap bisnis saya kelak.

Monday 7 March 2011

Interviewing Questions

Senin, 7 Maret 2011, pelajaran Introduction to Marketing berjalan tidak seperti biasanya. Pelajaran berlangsung sangat singkat karena hanya berisi konsultasi tentang pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh para mahasiswa untuk diberikan keesokan harinya kepada para pembicara di seminar.

Pertanyaan-pertanyaan yang telah kami buat adalah sebagai berikut:

1. Dari seluruh faktor primary activities, hal manakah yang paling penting dalam industri ini?
2. Bagaimana cara menghadapi kompetitor yang juga memiliki inovasi?
3. Bagaimana cara mempromosikan produk dan konsep baru yang kita tawarkan kepada masyarakat?
4. Apakah inovasi itu perlu atau sekedar servis dan kualitas yang baik sudah cukup?
5. Apa yang harus diperhatikan agar inovasi yang dibuat dapat diterima oleh masyarakat?
6. Bagaimana cara mewujudkan inovasi dengan modal yang terbatas?
7. Bagaimana cara menekan primary activities agar margin atau keuntungan yang didapat menjadi besar?
8. Bagaimana cara bersaing dengan perusahaan yang sudah berdiri lebih dulu sementara usaha yang kita bangun baru?
9. Bagaimana cara menentukan segmentasi dengan baik agar tidak terjadi kesalahan di waktu ke depannya?
10. Bagaimana cara melancarkan ide – ide ketika inovasi yang kita buat kurang menarik atau tidak dapat diwujudkan?

Pertanyaan-pertanyaan yang telah kami buat ini tidak langsung ditanyakan begitu saja, namun dikoreksi dan dikonsultasikan ke Pak Sandy, agar menjadi pertanyaan yang berkualitas dan efisien. Dari hasil konsultasi, kami mendapatkan beberapa koreksi. Pertanyaan pertama dan ke tujuh dapat digabungkan karena memiliki hubungan, begitu pula pertanyaan nomor 4, 6, dan 10. Pertanyaan ke sembilan mengenai segmentasi dapat dipertajam dengan mengubahnya yaitu memberikan contoh perusahaan yang memiliki segmen pasar menengah ke atas dan menegah ke bawah. Berikut adalah pembetulan yang telah saya lakukan:

1. Dari faktor-faktor inbound logistics, operations (production), outbound logistics, marketing and sales (demand), and services (maintenance), hal manakah yang paling penting? Bagaimana cara menekannya supaya keuntungan yang didapat menjadi lebih besar?

2. Bagaimana cara menghadapi perusahaan yang berdiri lebih dulu yang juga memiliki inovasi?

3. Bagaimana cara mewujudkan inovasi dengan modal yang terbatas? Bagaimana memperkenalkannya kepada masyarakat? Apakah inovasi di bidang tour&travel berupa penjualan tiket secara drive thru telah ada di Indonesia?

4. Bisakah Anda memberikan contoh mengenai perusahaan di bidang tour yang memiliki segmentasi menengah ke bawah dan menengah ke atas?

Pembenaran ini diperlukan agar pertanyaan yang diberikan mahasiswa dapat benar-benar memberikan manfaat dan tidak sekedar asal bertanya. Seminar tanggal 8 Maret besok diharapkan benar-benar memberikan pengetahuan bagi para mahasiswa, khususnya di bidang marketing.

Monday 28 February 2011

Market Analysis

Senin, 28 Februari 2011, Pelajaran Introduction to Marketing diawali dengan presentasi dari empat kelompok dari setiap bidang. Namun, kelas kami ternyata kurang paham dengan tugas yang diberikan sehingga hampir semua presentasi dari masing-masing kelompok tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pak Sandy meminta maaf karena minggu lalu beliau kurang dapat menyampaikan materi dengan baik yang berdampak pada ketidakpahaman mahasiswa terhadap materi. Akhirnya, pelajaran dilanjutkan dan membahas tentang Market Analysis.

Dua hal penting yang dibahas adalah mengenai value chain dan STP. Value chain terdiri dari inbound logistics, operations, outbond logistics, marketing and sales, service, dan semua point ini tergolong primary activities yang harus dilakukan secara rutin.
  • Inbound Logistics. Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, dan penyebaran masukan ke produk, seperti: penanganan material, pengendalian persediaan, penjadwalan kendaraan.

  • Operation. Aktivitas yang berhubungan dengan pengubahan masukan menjadi produk jadi, seperti: permesinan, pengemasan, pengujian, penyetakan, dan operasi fasilitas.

  • Outbound Logistics. Aktivitas yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian produk secara fisik kepada pembeli, seperti pemrosesan pesanan, penjadwalan.

  • Marketing and Sales. Aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan sarana di mana pelanggan dapat membeli produk dan membujuk mereka untuk melakukannya, seperti: periklanan, promosi, tenaga penjualan, dan penetapan harga.

  • Service. Aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan jasa untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk, seperti perbaikan, pelatihan, dan penyesuaian produk.

Selain itu Value chain juga terdiri dari firm infrastructure, human resource management, technology, dan procurement yang semuanya tergolong supporting activities yang sifatnya tidak setiap hari dan merupakan aktifitas pendukung.

Sedangkan aktivitas-aktivitas pendukung terdiri dari:

  • Procurement. Mengacu pada fungsi dari pembelian masukan yang dipergunakan dalam value chain perusahaan, bukan pada masukan yang dibeli itu sendiri.

  • Technology Development. Terdiri dari sejumlah aktivitas yang dapat dikelompokkan secara luas dalam usahanya memperbaiki produk dan proses.

  • Human Resource Management. Terdiri dari aktivitas-aktivitas yang meliputi perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk semua jenis personil.

  • Firm Infrastructure. Terdiri dari sejumlah aktivitas yang meliputi: manajemen umum, perencanaan, pendanaan, akuntansi, hukum, pemerintah, dan manajemen kualitas.

STP merupakan singkatan dari Segmentation, Targeting, dan Positioning. Segmenting adalah membagi populasi menjadi hal yang serupa. Segmenting dapat dilakukan berdasarkan profil demografi, profil geografi dan personality. Targeting merupakan pemilihan beberapa segment. Positioning merupakan cara untuk menentukan posisi yang merupakan penilaian customer terhadap perusahaan kita. Misalnya, masyarakat menilai mobil Volvo unggul dalam hal keamanan, sedangkan BMW unggul dalam hal kecepatan. Sebagai perusahaan baru, kita harus mampu memiliki positioning yang berbeda dari yang lain.
Dari pelajaran hari ini, saya mengetahui bahwa sebagai perusahaan baru, kita harus pandai dalam melakukan segmentasi, penentuan target, dan posisi kita. Kita harus membuat perusahaan yang berbeda dengan perusahaan lain yang sejenis. Kegunaan dari gabungan value chain dan STP yang kita pelajari ini adalah, semakin cocok value chain dan STP kita dengan competitive advantage yang kita miliki, akan semakin banyak pendapatan yang akan kita terima.